Sunday, December 18, 2011

Kenangan

Sedar tak sedar hari ni sudah 18 Disember 2011. Rasa bagai baru semalam aku menuliskan 18 November. Hampir pula terlepas untuk membayar ansuran kereta.Sudah semakin ke penghujung tahun Masihi.Entah apa yang bakal menanti kelak.

Sudah setahun lebih juga aku menjejaki alam pekerjaan. Mana sangka, cita-cita di bangku sekolah kini telah menerjah kehidupan realiti, tinggal untuk memperelokkan lagi sahaja.

Bekerja di tanah air ini memang mencabar. Lain benar cabarannya dengan di Ireland dahulu. Di sana, walaupun tidak berkesempatan makan gaji dengan Kerajaan Irish, aku sempat juga memasuki Health System mereka yang ternyata lebih dekat di hati pesakit dan pekerja. Tak sabar menanti bila agaknya kerajaan Malaysia hendak memperkasakan Family Medicine dan menambahkan lagi bilangan government and semi-government hospitals.

Dahulu ketika di Medical School, saban tahun pasti aku akan dihantar ke periphery hospitals.Tahun kedua ada Family attachment di Douglas, sebanyak lima pertemuan diatur dengan Mr Browne yang menghidap Parkinson dan Bipolar Disorder itu.Perjalanan ke sana dengan menaiki bas nombor 6 atau 7 sungguh mendamaikan, menyusuri countryside yang lebih kampung daripada Cork itu sendiri.Sebelum pulang, acap kali aku singgah di Dunnes Store di bandar itu.

Tahun ketiga, aku dihantar ke Clonmel, sebuah lagi perkampungan Irish yang serba hijau.Perjalanan menaiki bas memakan masa sejam setengah. Kami ditempatkan di sebuah Bed and Breakfast yang sempurna dan selesa.Selalunya kami menumpang kereta kawan-kawan mahupun senior untuk ke hospital yang terletak agak jauh, di atas bukit pula tu.Sebulan di sana, aku attached dengan Geriatrics and Endocrine.Suka hospital di sana, tak begitu ramai seperti di Cork.

Masuk tahun keempat, aku ke Dungarvan untuk GP Attachment.Hanya aku dan Brian, seorang pelajar matang dari USA dihantar ke sana. Lokasi penginapan dan klinik sangat dekat, lebih-lebih lagi apabila melalui Dungarvan Shopping Centre sebagai short cut.Bertemu dengan GPs dan patients yang sangat baik.Kemudian untuk Surgery, aku dan Afzan dihantar ke Mallow, sebuah hospital kecil di atas bukit yang mendamaikan. Kami tidak begitu rajin ketika itu, jadi hari Jumaat adalah hari yang dinanti-nantikan untuk kembali ke Cork.

Final year...aku ke Clonmel sekali lagi untuk A&E attachment.Basically unit itu tidak begitu menggerunkan berbanding di sini, kadang-kala begitu sunyi tanpa kes. Bila berlaku kes besar macam gun shooting, kami pula tiada kerana pulang berhujung minggu.Kami berempat dihantar ke sana, aku, Peter (yang kemudiannya masuk wad selama 10 hari kerana subarachnoid haemorrhage), Aoife Turner (yang telah digoda oleh Registrar di situ sampai mencarinya di BnB) dan Jean (Miss Cork 2008 yang sebelum itu baru sembuh daripada seizures).Kemudian untuk GP attachment, aku ke Mallow sekali lagi, kali ni lebih berada di bandar yang kecil itu, hanya sekali aku berjalan selama hampir sejam ke hospital untuk sesi bersama physiotherapy.

Sengaja aku coretkan memori ketika peripheral attachment dahulu, agar tidak luput di ingatan.Honestly I enjoyed being in Ireland no matter how difficult my life was before.No matter how easy my life now, being in my own place, things are just not comparable...

Aku juga appreciate keindahan bumi Allah di tempat-tempat lain sekitar Ireland. Antaranya Dublin yang serba maju dan dihujani oleh ribuan manusia, Limerick yang terkenal dengan kes-kes jenayahnya namun masih bisa menggamit hati atas keindahannya, Waterford yang mungkin hanya  dua kali kujejaki tapi penuh bermakna, Wexford yang mempertautkan satu ikatan cukup bermakna, serta Galway yang juga kampung seperti Cork. Cuma Belfast yang tidak sempat kujejak...Teringat pula pada Cliff of Moher, tempat pilihan Westlife membuat video clip mereka, Ichydoney Beach..tempat kami bertiga berkelana, yang kemudiannya diperkenalkan kepada ayah, mak dan YB tatkala mereka berada di bumi Ireland dahulu, serta Clonakilty yang meninggalkan seribu satu kenangan...

Kini semua kenangan itu pasti tetap kukenang, dan aku akan teruskan langkahan kakiku untuk ,mengejar apa yang harus kukejar..

Jumaat lalu ketika di kedai buku, aku terpandang pada sebuah buku bertajuk,"Masih Bujang? Relakslah..." Menarik tajuknya tapi aku tidak terpanggil untuk membaca atau membelinya.Aku bersyukur atas nikmat bujang yang Allah berikan, ia umpama "waktu lapang sebelum sibuk".Masa yang ada ini dapat kugunakan sebaiknya untuk sesuatu yang mungkin tidak akan dapat dilakukan lagi setelah berumah tangga kelak. Namun, aku hormati dan gembira dengan rakan-rakan serta juniors yang telah pun berumah tangga pada usia muda.

Aku percaya bahawa Allah itu lebih tahu bila waktu yang sesuai untuk kita mengubah status diri. Jika aku mahu, Dia lebih tahu, jika Dia mahu, aku tidakkan tahu...

Bila aku bawa mak dan ayah ke kenduri, soalan yang sama orang tanya, " tak kerjakah hari ni?"...Wah...bosan sungguh mahu menjawabnya, balik-balik kerja juga yang dibicarakan, jika aku bekerja, tidak muncullah aku di kenduri itu.Sekarang ni ke mana-mana pun mereka melihat aku bersama mak dan ayah, kelibat abang-abang tiada lagi, benarkah satu hubungan menjadi renggang apabila satu hubungan lagi dijalinkan?

Thursday, December 08, 2011

Bits and Pieces

I have been in this new department for more than a month. I started with the toughest ward, followed by the so-called chill ward, but not to our team apparently !
My main concern before I join the department was how do I deal with the frequency of patients needing resuscitation, especially during oncall times? Now, resuscitating patients are part of my routines!

Patient collapsed

When patient undergoing haemodialysis suddenly developed hypotension, and your MO was unreachable, all you do is to withold the dialysis and start inotropes, since the patient can't tolerate fluid resuscitation. Here in this department, you work more independently, when you can't contact your MO, you better do something, as long as patient survives!

When initiating resuscitation, remove your white coat and the hanging name tag, but make sure your stethescope is reachable.Emergency trolley must be pushed to the bed, pull the curtain, put on cardiac monitor, ask the nurses to prepare adrenaline/atropine and ask them to call MO.

On our first day in this ward, two patients collapsed and unable to revive :(

Today, a patient collapsed for the second time, at about the same time as yesterday. I joined in the team to help, and alhamdulillah, during my chest compression, patient's heart beat came back and he survived. What important is not the outcome, but the effort you have put into. I could have just walked away and let my oncall colleague handle it but what if the patient is your relative, would you stay and help all out or leave?

Misi oh Misi

Tired of being called Misi. I don't look down on Misi, never do I, or will I, but I just can't tolerate those who simply call us, the female HOs, "Misi" just because we are all female like the nurses. Yesterday, while me and Vadi were doing morning reviews, a man came asking about his father's diapers size. He spoke English (that means he is somehow educated), but he called us NURSE.My friend spontaneously answered him, "We are not nurses, we are doctors. The nurses are there, you can ask them". The man was like, "oh, uh..uh".Seeing him in "shock", I just gave him some advice about the diapers (since I am taking care of my grandma, I know some things about adult diapers).

Today, a son in law came to me asking about his father in law.He called me Misi.I said, " I am not Misi." He laughed..then continued asking the questions.Okay, fine, maybe he came from a village and not that educated. I could tolerate that. In the evening, he came again, calling me Misi.My oncall colleague corrected him, "Ini bukan Misi, ini doktor." He still laughed and continued asking.So, what do we call this?

When we were walking to the auditorium for a meeting, a woman stopped my colleague by calling her Misi.She wanted to ask something, My friend just smiled and responded to her query.Ehem, my friend is a tall, slim girl who really have the look as a doctor. But still...?

Consultant Who Needs A Moral Education Class

He is a consultant radiologist but he acts like a billionaire who doesn't mix with people. Every time when you went to see him for some imaging, he will just ignore you totally. Like you are begging for his money. Like he pays for all the imagings.My friend who went to see her earlier just showed the imaging form in front of his face after he ignored her once and just walked away.Me, being a bit more patience, I just waited and waited, standing there like nobody business, until another consultant radiologist came and asked me, and I finally got the approval from the other consultant who wasn't even in charge of CT that day!

In the evening, I was supposed togo and get another outpatient appointment for my patient but I specifically told my MO that I can only take the next day as I can't tolerate one more "mute moments" from the consultant. He understood (maybe he had experience it before) and allowed me to go the next day. Alhamdulillah, I got an early appointment by a better radiologist the next day.

Weddings

I sincerely apologize to all my friends who invited me to their weddings, but I couldn't make it.My classmates in MRSM got married last weekend but I was working all day. My colleague last minutely invited me to his wedding in Kedah but I couldn't go as well. My junior who got married few months ago and currently pregnant - I started tagging in my last department during her reception and I started oncall in that department on her husband's reception day. My Indian colleague's wedding on Wednesday last month - also I couldn't go as I was working PM shift till 10 pm (but I only went back at 11.30pm).I was also working till 5 pm on my secondary school friend, who invited me 2 days prior to her wedding via SMS.

Again, I apologize for all my absence. And to those who did not invite me (because they invite via Facebook but I don't own one), I don't feel left out, but instead, I am thankful that I did not receive the invitation, hence, I don't have the responsibility to go...

Hoping and giving up

Unsure how and when, but I really have high hopes to go to Kelantan, particularly a few places...The best time to go is before the general election...

And I am giving up on something that I think is not meant for me.Once its deleted from my life, it can never be retrieved back.I think this is the best.

Tuesday, November 01, 2011

Pengaruh Benadryl

Migraine pula malam-malam begini. Ditambah pula dengan perasaan yang bercampur-baur.

Esok bakal memulakan posting baru. Tadi baru siap assessment and logbook semua. Dah masuk fourth posting ni, terfikir pula, layakkah sebenarnya aku? Ni kira dah jadi SHO, genap setahun menghabiskan housemanship. Tapi knowledge and experience tak seberapa. Siap terkantoi dengan head of department bila dia tanya pasal pathophysiology tadi. Mujurlah dapat peluang kedua. Mujurlah Allah permudahkan jalanku. Masa susah ingat betul pada Allah, masa senang…kadang-kadang boleh lupa. Astaghfirullah.

Ahad yang lepas adalah oncall terakhir di department ini. Tercampak di MH pula. Sedih betul melihat keadaan labour room sementara sekarang – macam kem pelarian!! Kasihan pada ibu-ibu yang bersalin di situ. Suami pun tak boleh masuk dah sebab keadaan di situ dah tiada privacy antara patients. Mujurlah tiada flat baby malam tu. Dah la kami berdua relax saja bila dapat panggilan. Siap boleh delay lagi. Tiada lagi adegan berlari pecut turun tangga untuk resuscitation.

Dah batuk semula..hari tu dah ambil masa dua bulan untuk fully recover.Sekarang recur balik. Semalam lepas dinner, aku pun bengong-bengong sebab berada di bawah pengaruh Benadryl. Baring sambil tonton 30 minit bersama Ustaz Don, last-last Ustaz Don yang tengok aku. Sedar-sedar dah 12.30 pagi.

Sekarang headache…macam-macam jadi hari ni. Paginya ke hospital terpacak depan kaunter menunggu specialist in charge sign logbook. Mujurlah dia sign tanpa banyak cakap. Balik rumah makan breakfast, tok pula buat hal. Kena cuci-cuci sikit baru keluar dengan ayah untuk servis kereta. Balik rumah, Tok buat hal lagi.Memang menguji kesabaran bila menjaga orang tua. Aku rasa otaknya tengah atrophy, sebab tu dia jadi satu macam hari ni. Petang keluar lagi ke hospital, tunggu HOD dari dalam office sampai ke luar office.Alhamdulillah, dia sign juga logbook tu. Balik hujan lebat, terus ambil mak kat GMC, singgah kedai beli makanan dan balik.Headache…

Malam ni nak tengok lagi 30 Minit Bersama Ustaz Don tu. Tak ingat langsung isi ceramahnya, Benadryl lebih kuat nampaknya. Walaupun aku tak prepare apa-apa untuk esok, aku harap aku akan dapat melaluinya. Kali ni aku keseorangan. Semoga Allah beri kekuatan dan kemudahan buatku.

Sunday, October 23, 2011

Kebanjiran Pakar

Siapa kata negara kita kekurangan pakar perubatan? Sebenarnya setiap hari kita dapat melihat kemunculan pakar-pakar perubatan baru, terutamanya dalam bidang kanak-kanak.


" Saya tengok dia okay saja, tak perlulah ambil darah"
" Dia nampak penat, tapi kat sini tak buat apa-apa pun, saya nak transfer ke private hospital lah"
" Kenapa, awak tak pandai ambil darah?"


Kenyataan di atas adalah antara komentar yang dilontarkan oleh pakar-pakar ini. Saban hari mereka cuba sedaya-upaya untuk mengetengahkan pendapat mereka yang sangat profesional itu. Mereka buat keputusan sendiri sama ada ingin membawa anak yang sakit ke hospital segera, ataupun tunggu sehingga lewat malam, ataupun tunggu sehingga dapat cuti, ataupun ketika anak sudah nazak. Kemudian mereka juga yang pilih sama ada mahu masukkan ke wad atau tidak. Kemudian mereka juga yang pilih sama ada mahu diambil darah atau dimasukkan branula atau tidak. Kemudian mereka juga yang membuat pemerhatian ke atas pesakit sama ada rawatan yang diberi mencukupi atau tidak.


Wah, bayangkan jika setiap lima puluh pesakit di wad itu mempunyai pakarnya sendiri, bukankah negara sudah mengalami kebanjiran pakar-pakar pediatrik?


Pada suatu pagi Sabtu yang tenang, sedang aku dan MO buat morning rounds, seorang nurse memanggilku untuk membantu oncall collegue ku di dalam bilik rawatan. Dia tidak dapat mengambil darah daripada seorang kanak-kanak perempuan yang dirawat sebagai dengue fever. Aku masuk ke dalam bilik rawatan, keadaan agak tenang, kanak-kanak itu baru habis menangis. Dengan izin Allah, hanya sekali cucuk, aku berjaya mendapatkan FBC itu.Bapa kepada kanak-kanak itu membuka pintu walaupun prosedur belum lagi habis. Dia masuk untuk mendapatkan anaknya walaupun sudah jelas tertulis di pintu bahawa ibubapa dilarang masuk.(kawanku kata sebelum itu dia asyik buka-tutup pintu saja, memang mengganggu konsentrasi)


" Ni cucuk berapa kali ni???"
" Saya cucuk di sini, kawan saya cucuk di sini." Rakanku menjawab, cuba mengawal keadaan.
" Kenapa, awak tak pandai ambil darah?"
" Kadang-kadang memang susah sikit, encik."


Lelaki itu membawa anaknya keluar. Mulutku terkunci tapi hatiku hitam terbakar. Walaupun kenyataan pedih itu ditujukan kepada rakanku, aku tetap terasa. Apa agaknya pekerjaannya? MA dekat OPD yang selalu dan pandai ambil darah kah? Kalau pandai, lain kali encik ambil sendirilah ye.Peristiwa itu sampai ke pengetahuan MO dan nurses. Rupa-rupanya dia memang kurang bertamadun. Panggil staff nurse sekadar bersiut-siut. Apakah mahal sangat suaranya? Atau dia terlalu keliru sehingga tidak tahu apakah yang patut dipanggil terhadap wanita beruniform putih , bertudung dengan lilitan biru di kepala?Esok paginya jangan haraplah kami nak "sentuh" anak dia lagi. Ada juga manusia begini, entah bagaimanalah anaknya bila besar nanti jika bapanya berperangai begitu.


Malam yang lain pula, juga malam yang tenang, oncall dengan MO dan specialist yang baik. Ada satu new case referred from LWEH. Datang ke wad pukul 8 malam.Bila specialist buat rounds, dia clearly introduced herself, dan kemudian bertanya, kenapa mereka datang after 5 pm? Bukankah seizure tu dah berlaku pukul 1 pm? Mereka tidak menjawab. Tapi yang aku tak puas hatinya, bila specialist dan MO dah habis rounds di ward, dan pergi ke CICU, tiba-tiba bapa budak tu datang kepadaku.


" Misi, saya nak minta bawa balik anak malam ni boleh tak? Saya takut dia tak selesa, tak boleh tidur di sini.Lagipun malam ni takda bagi ubat apa-apa kan? Esok baru Neuro team nak tengok dia kan? Lagipun dia cuma fits bila kena hot bath saja."


Erk!!! Tadi masa rounds tak nak tanya, sekarang dah takda specialist baru nak tanya. Dah la panggil aku misi. Malam tu aku dan partnerku dan MO pakai blue scrubs, nampak macam misi eh?Baiknya misi ikut rounds,lepas tu tulis-tulis pula dalam notes patient. Okay, boleh dimaafkan, mungkin mereka selalu dapatkan rawatan di private hospital, di sana kan doctors cuma rounds pagi, waktu lain semua cuma ada misi,so mungkin dia fikir begitu.Aku inform MO dan sudah tentulah dia tak izinkan. Aku explained sebaik mungkin dan mereka tak jadi balik. Mujurlah mereka pandai berbahasa.


Satu, mereka ada delay untuk datang ke sini, after office hours baru sampai, tatkala bilangan doctors sudah berkurangan, Neuro team pun dah balik. Kedua, mereka tentu kecewa kerana kena duduk di wad dengan pesakit lain, maklumlah, mana ada single room- double room macam di private hospital. Ketiga, mereka lebih pentingkan keselesaan anak daripada kesihatan anak, sebab tu mereka nak selesa di rumah, sedangkan mereka tak tahu, bila-bila masa saja budak tu boleh fit balik.


Kesimpulannya, banyaklah keputusan-keputusan bombastik telah dihasilkan di wad ini, hasil kerja keras pakar-pakar bertauliah ini. Banyak lagi, sampai tak tertulis  di sini.Pengajarannya, ibu bapa perlu berilmu dengan ilmu yang betul, dan gunakanlah ilmu itu untuk kesejahteraan anak-anak, bukan untuk mencari kesalahan dan kekurangan manusia lain, kerana anda juga adalah manusia.

Sunday, October 16, 2011

Credit Card Syndicate


To those out there who owns a credit card, please be careful. Widely used tactics nowadays -- you will get a phone call from someone who sounded like a good person, either using a private number/ landline number/mobile number. The person will mention your name and explained that she/he would like to send you a VIP card to those using credit card, or she/he would want to confirm with you regarding delivery of credit card, or any other reasons involving a credit card. He/she would introduce him/herself as someone by mentioning a name, as to appear more real. Then she/he would start asking your credit card's expiry date.

Please, do not ever mention your card's expiry date as the real credit card officer will not ask you this information, she/he already have it! Only if you were the one who made the call first to change or ask something then only they will ask your credit card number [not expiry date] for confirmation.

Last week, an Indian guy called my brother, telling that he wanted to confirm a delivery of credit card. Immediately my brother suspected him a scam, as he collected the card himself from the bank, there was no delivery occurred. The guy requested for the expiry date and of course my brother refused to give, so the guy threatened to block my brother's credit card. My brother challenged him back, and after several more conversations, the guy cut off the line. My brother phoned his bank immediately and confirmed that the guy was not an authorised credit card officer from the bank! So the next day my brother called me to warn me about this...

Two days ago, a woman introduced herself as Shila, called me using mobile number 0162627544, saying that she is sending a VIP card for all Mastercard/Visa card holders. She asked my card expiry date...I was like, uhh..she is asking the question? So I asked her back, why do you want to know the date? She said, she wanted to confirmed the card,before delivering the VIP card.I paused for a few seconds. Then I asked her back again, why do you need the date? She gave the same answer, then I quickly said, bukan apa, sekarang kan banyak sindiket tipu kad kredit..Then she hung up.

I feel like cursing her with all my heart, I sent her text message, saying that I will make a police report, and the message was delivered. After that, the number was uncontactable till today.

I thank Allah for making my brother to warn me fast, or I would have trusted the evil "Shila" and uncover my card expiry number, then she would have enjoyed online baking to the maximum before I could realized that my bills has reached the maximum.

So for all card credit holders, be super extra careful...and to those who are evilly involve in the syndicate, please repent before it is too late. Anyway, the money you obtained is not halal, regardless you are a Muslim or not.

I hate people who just like to be evil opportunists and make other people's lives miserable.And things that I wonder now is, how do these evil people know that we are holding a credit card? They know our names and our contact numbers.Did they get it from the bank? Or they themselves work in the bank? Hurmmm...

Sunday, October 02, 2011

RESPIRATORY

Alhamdulillah, I completed 5 weeks of Respi last Wednesday, plus I got 2 days leave after that. What a beneficial experience, and great knowledge I had obtained. My specialist is my own supervisor, at least she knows me, knows my capability. I feel comfortable working with her, she is a young specialist, perhaps her pathway in her career was smooth. We were oncall together a few times, and we felt comfortable and easy working with each other. My consultant is a Kelantanese modern Malay woman. She is unique, can be nice and can be stunning as well. During oncall, all the MOs and HOs are afraid of her especially during rounds. That day she ignored the new MO (as she was unable to present the case and didn't know how to prescribe the right antibiotics) and asked me to present the case. I heard she is usually okay with house officers.I did learn something important from her : "remember your case well".


My MO...uh,hard to say about her.She had always been on leave, leaving me alone doing her job and my job. People said she is @#$%^ but with me she seems okay, she trusted me and told me her personal feelings. She warned me earlier if specialist was in bad mood. She needed my help in translating to Malay several times, I needed her help in inserting difficult branula several times.Yet, everyone was horrified by the way she poked the patients.The nurses said, even HOs are better aka more humanly...


I learnt about the metered dose inhaler...from salbutamol, to budesonide, seretide, flixotide etc. From simple MDI to easyhaler e.g. giona, buventhol etc...nebulisation - from 0.5:3.5 salbutamol to AVN to budesonide 1 mg BD. I listened to all kind of lungs - crepitations, ronchi, biphasic stridor (prolonged inspiratory sound), wheeze, prolonged expiratory phase etc. Learnt about anti reflux for GERD - omeprazole, ranitidine, domperidone...learnt about sleep study and pH study...learnt about BIPAP - the IPAP/EPAP, rate and oxygen..went to radiology department many times to get barium swallow appointment and HRCT appointment...counting respiratory rate every reviews..


All patient under respi follow up who presented to casualty will be admitted, they are chronic patients, so better be safe than sorry, admit them for at least one day, then discharge the next day if well.My specialist called me lucky as I discharged many chronic patients once I joined the team the week before Raya.But I was the one who suffered to finish the long and complicated discharge summaries...Also the stacked of census in clinic...unsure who will do it next month as there will be no more HO in respi...


My favourite respi patient, Adam currently just re-admitted for aspiration pneumonia...poor that cute little baby.So adorable, I feel like hugging him, of course I can't do that...My second favourite is of course Cingi, who was acutely unwell and pushed into PICU when I was oncall there for the first time. Now she is very well in the ward, so friendly, she likes to touch people's hands and always smiles..


My good friend took over respi for 2 days when I was on leave, and she had been complaining about the workload and environment to my other good friend. I thank her for her presence, but imagine, how I suffered for the past one month, being alone and stress?? Despite all the hardships, I considered lucky for not being sent to oncology or nephrology...because that is even more difficult.


Thank you Allah, tomorrow I'll start general medicine with most of my good friends in the same ward with me :) And tomorrow I am going to be oncall and off the next day. Now we have new rules, whoever oncall, tomorrow will get day off after pass over to the morning persons.So now we work for 24 hours, no longer 36 hours.They can't practice the shift system, so this is the best they can do...





Saturday, September 24, 2011

Alhamdulillah



Semalam tubuhku meronta meminta rehat,selepas minggu dan hari yang panjang. Subhanallah, aku masih lagi bernafas dan bergerak despite "penderaan" yang dialami sepanjang minggu ini. Esok adalah my third Sunday call, thanks to my SHO,aku takkan lupakan "jasa"mu itu. Sepanjang minggu ni memang sibuk yang amat, untuk duduk pun aku berkira, kerana berharganya setiap saat itu. Isnin dan Selasa aku menghadiri NRP, alhamdulillah, pengalaman standby dan oncall banyak membantu memberikan keyakinan dan kemudahan semasa megacode itu, dan aku juga berjaya lulus semua ujian bertulis. Hard life began again hari rabu itu walaupun consultant tiada, kerja tetap banyak, lebih-lebih lagi apabila MO selalu lepas tangan. Semalam semasa di klinik, depan-depan aku  consultants bercakap mengenai MO itu. Aku diam sajalah, tak perlu aku nak komplen pun mereka dah tahu.


Hari Rabu...syukur Alhamdulillah...hari yang membuatkanku tersenyum. Aku pulun buat kerja cepat-cepat supaya tak perlu stay back late after work. Pukul 5.30 aku dah chow selepas solat Asar. Pandu sendirian ke USM, menghadiri konvokesyen seorang kenalan. Sepupuku dan suaminya juga ada di situ.Rasa tenang dan hilang stress sebentar dapat berbicara dan makan sama-sama.Terima kasih Allah kerana mengurniakan nikmat bahagia itu walau hanya sebentar, kerana ia amatlah memberi makna. Semoga jalan itu yang terbaik...


Khamis...oncall lagi, kali ni di neonatal ward. Considered a good call, able to sleep well (due to exhaustion, jarang tidur lena masa oncall), until the nurse woke me up at 4.50am to attend a tachypnoiec baby.Then, the next day aku buat rounds berdua dengan consultant as my specialist and MO tak ada..


Semalam post call, penat bukan main lagi, tidur awal, rugi betul masa tidur waktu perdana.Esok oncall lagi...I am so gonna dislike the SHO, biar Tuhan saja membalas perbuatannya. Dia senang-senang ambil cuti, orang lain suffer. Aku bermanis muka dengannya selama ni pun mengenangkan kita saudara seagama. Astaghfirullah...


Lepas ni mungkin nak singgah ke Popular sebentar, ada pre-renovation promotion. Tapi yang kelakarnya boleh dapat free RM10 voucher with purchase of RM200 and above. Ceh..tak berbaloi langsung.Juga ingin membeli jam baru untuk ayah yang kehilangan jam tangannya...nak tunggu birthday lambat lagi pulak.


Minggu depan ada klinik one week stretch, Monday to Thursday...patutnya aku habis rotation Respi semalam, tapi specialist minta extend sebab tak mahu orang baru masa busy clinic days..walaupun aku kata nak minta cuti Monday and Tuesday, dia siap cadangkan aku cuti Thursday and Friday. Wahhhh...terseksalah aku lagi...tak tahu sama ada nak gembira sebab mereka suka cara kerjaku sebab tu tak nak lepaskanku atau pun nak sedih sebab masih stuck di lubuk yang kacau itu...oh ya, memandangkan aku berdepan respi patients everyday, aku pun kini dah menggunakan MDI Salbutamol as per PRN basis. Kerjaya begini memang banyak risiko..but still ramai yang pandang sebelah mata dan langsung tak appreciate. Surgical department dah mula shift system dengan jayanya...one day am, one day pm, one day off..nikmat betul. Other departments still struggling nak susun jadual, termasuk departmentku yang dah beberapa kali meeting tapi tak settle pun, nak buat macam mana kalau dapat consultant in charge yang mulut aktif tapi buah fikiran kurang aktif...


Banyak betul komplen,cubalah bersyukur lebih banyak. Bukankah ada banyak lagi nikmat di depan mata yang Allah dah beri? 

Tuesday, September 20, 2011

Dracula call

I am postcall, a dracula NICU call, yet I am still awake and studying through the NRP book. There is going to be a Megacode tomorrow, and after that, either I pass or fail, I'm going to return to the busy Respi team. Despite the "labour" work during oncall yesterday, I was happy when the O&G nurse told me that I looked thinner. :) After a few weeks of torturing job, who wouldn't be thinner? No meals and just jobs...exercise and dieting are no longer needed. Last Thursday I only started my call at 6.30pm after finishing my Respi tasks and so my call continued till the next morning without any piece of food entering my stomach since morning. The same exact scenario occurred yesterday, where I was totally "full" after continuously "sucking" bloods from the patients.Plus other days that I was not oncall but still went home late with empty gastric cavity.

Hopefully everything will go well during NRP tomorrow, after a hard time in ACLS before.

Since many of them have already settled, it is time for me to think about it seriously. The hope is still there...Allah, show me the way, and make me steadfast living under Your Love...

Sunday, September 04, 2011

Salam Aidilfitri


Esok kerja....
Alhamdulillah cuti seminggu telah berlalu.
Segala suka-duka menyambut lebaran telah dilalui.
Murah rezeki kami tahun ni dikunjungi ramai tetamu, kerana kini Tok tinggal bersama kami.
Juga satu cabaran besar buat kami menjaga seorang warga tua, menuntut kesabaran dan kecekalan yang amat tinggi.
Beraya sebagai orang bekerjaya, dapat menghadiahkan duit raya kepada sanak-saudara..
Jika merasa diri ini susah, ada orang lain yang lebih perit lagi
Jika merasa diri ini sepi, ada orang lain yang lebih sunyi lagi
Jika merasa diri ini sedih, ada orang lain yang lebih sadis lagi
Maka bersyukurlah dengan nikmat Allah, kerana setiap orang itu mendapat nikmat yang berbeza, walau suka,walau duka, semuanya adalah dugaanNya.
Keinginan yang terpendam tetap bermain dalam rahsia hidup
Semoga Tuhan mendengar doaku untuk menjadikannya satu kenyataan
Harus tabahkan hati untuk menempuh segala cabaran
Jika mereka boleh, diri ini juga pasti boleh
Harus teguh berdiri, yakin akan janjiNya
Salam Aidilfitri
Maaf zahir dan batin
Berhati-hati di jalanraya
Selamat bekerja semula
Jadikan hidup dan mati hanya untuk Allah
InsyaAllah yang lain-lain akan menyusul

Tuesday, August 16, 2011

Ramadhan Yang Berlalu

Sudah separuh Ramadhan berlalu. Ini yang pertama sejak bergelar seorang pekerja. Seribu satu peristiwa berlaku dan bakal berlaku di bulan yang mulia ini.

Hari pertama Ramadhan aku hanya bertolak pulang ke rumah pada pukul 7 malam. Mujur sempat sampai sebelum waktu berbuka. Bagai mahu menangis rasanya waktu itu. Pukul lima baru MO nak buat census rounds, partnerku yang non-Muslim tu pula kena pergi oncall, jadi terpaksalah aku tinggalkan case yang aku admit itu untuk ikut rounds. Lepas rounds, kena handle case tu, berlambak-lambak darah kena ambil, dah la patient tu chubby.Mujurlah rakan oncall malam itu memahami dan bersedia untuk menolong.Tak sempat hendak bermain puas-puas dengan si Aliff yang semakin tinggi dan tegap itu.

Beberapa hari yang awal memang rasa amat penat. Betapa seronoknya Ramadhan tahun lalu, tak perlu fikir pasal hal lain. Tarawih di sini Alhamdulillah, pihak surau menjemput Ustaz muda yang Hafiz, sedap suaranya membaca ayat-ayat al-Quran.Masih 20 rakaat, habis dalam pukul 10.40 malam.

Pada hari keenam puasa, mak pula yang kena pneumonia, masuk ward selama enam hari. Agaknya jika hari tu aku pergi private hospital, mesti kena admit juga. Sampai sekarang aku masih batuk-batuk lagi.CXR ku ada bilateral haziness tapi pneumonic changes tak obvious pun. Kata consultantku, ramai kakitangan seperti kami terkena atypical pneumonia. Dah complete one week augmentin, aku minta consultantku sign untuk second cycle, tapi dia bagi azithromycin sebab aku tak demam dah.

Jadi selama enam hari itu, aku berulang alik ke hospital pergi visit mak tiap-tiap malam lepas berbuka. Abang and family datang visit petang sabtu itu juga lepas aku maklumkan. YB dan wife pula datang dari KL, sampai Penang lepas waktu berbuka.Esoknya aku oncall pula, tapi busy sangat sampai tak sempat nak rasa sedih sebab tak dapat visit mak. Dari pagi aku sampai, sampai esok pagi, admission non stop!!!Aku geram betul dengan certain parents yang tak faham-faham lagi pasal kepentingan kesihatan anak-anak.

Waktu berbuka, adalah satu admission, non-Muslim (manalah dia tahu itu waktu berbuka,kan). Habis saja waktu berbuka, berduyun-duyun admissions melibatkan Muslims. Semua ibu bapa ini pentingkan perut mereka, lepas berbuka baru bawa anak datang hospital, padahal anak dah sakit berhari-hari. Ada tu bawa anak untuk admit pukul 4 pagi, padahal surat admit dah bagi pukul 9 pagi hari sebelumnya, bila ditanya, si ayah jawab, nak tunggu buka puasa dulu, tengok anak okay saja. Bagai mahu putus telinga aku dengar, suka hati saja buat keputusan begitu, padahal anak tu tak puasa pun. Mungkin dia sedar aku nak marah, cepat-cepat dia minta maaf sebab lambat bawa anak admit.Tak jadi aku nak marah. Ketahuilah wahai ibubapa, jangan buat keputusan sendiri, bila doktor suruh admit, admitlah segera, dan tahukah anda bahawa pada waktu malam, bilangan doktor adalah kurang, dan doktor yang penat dan mengantuk akan meninggikan risiko melakukan kesilapan?Akhirnya aku dan oncall partnerku tak tidur langsung selama 40 jam lebih, thanks to the parents...

Esok Nuzul Quran, cuti umum di sini tapi aku perlu oncall, thanks to the monitor yang tak sensitive soal agama, I hope masa your time nanti, you have to work because you did not request for no calls and the person incharge is not aware.Dah la first time oncall di PICU, dengan specialist yang begitu pula. Lepas ni EOD call, minggu depan start subspecialty.

Kecoh di surat khabar semalam dan hari ni pasal ex-majikan aku. Penulis bagai membuka pekung department itu, daripada oncall list yang tidak sekata (tapi kononnya disemak oleh specialist sebelum diluluskan), kepada specialist yang berpakaian seksi sampailah specialist yang suka cakap Cina masa rounds.Semuanya aku tahu siapa.Tak mahu komen banyak, biarlah mereka sedar sendiri.

Bulan depan akan start shift system, tadi aku dan rakan-rakan duduk semeja dengan consultant cuba susun jadual kerja.Tak nampak advantage sangat pun, seriously they need to study from overseas first before implement it.Tunggu dan lihat sajalah.

Semoga Allah permudahkan urusanku...


Tuesday, July 26, 2011

Working Pneumoniac

I have been loading myself with tonnes of medication for the past two weeks, only to find out that I've been suffering with pneumonia. Last weekend, I was feeling so unwell that I almost escape the ACLS course (which I should have done). The venue was too cold, really making my condition worse. I felt like switching off the air conditioner, for the sake of everyone.

Yesterday my temperature came up and I was having headache as I was coughing too much. I started doing census and standby, which means, whenever they call for neonatal resuscitation, I have to run and be there on time. At night, I was oncall for standby again, luckily they changed my call from C1 to passive call. I considered I had a good call, only 3 babies needed standby. But, at night, during my semiconscious state, I coughed and coughed and coughed badly, I even gasped for breath, that's according to my oncall partner.

That is why this  morning I decided not to be strong anymore, I asked for leave from my MO, went to OPD to get checked up, tested my blood to rule out dengue, got my medication, got my 2 days MC and went home. My FBC did show dengue picture but my WBC and neutrophil are slightly raised. My temperature was 39.3 and I had some crepitations over left lower zone. So, diagnosed as pneumonia.Given Augmentin to complete 1 week.

To my surprise, two of my good friends are having sick leave too, one for fever, another one for conjunctivitis. All of us are unwell at the same time.I am glad that I got sick leave for today and tomorrow, because for the past two weeks I have been working like zombie, with no off at all, thanks to the ACLS course which took my weekend completely away.

Now after two doses of Augmentin, my cough is still bad with on and off dyspnoea but temperature has gone down. I let myself to sweat a lot to get the fever down as previously I was shivering constantly while others were feeling warm.Now I have to do chest physiotherapy and learn to spit out the phlegm.

May Allah cure me and forgive my sins.

Friday, July 15, 2011

The Feeling

I still remember that feeling on the night before I started my first call in that department. Time flies soooo fast. Now I'm having that feeling again, thinking that tomorrow is going to be my first oncall in this department. The difference is, the last time, I had at least five days to work in the ward and be familiarise with the working environment. But this time, I am going to be oncall right after I completed two weeks of tagging. Let's just hope that everything will be fine and just fine. Luckily my oncall partner is my own friend.

Since I started working in this department, I have no time to properly look and understand on the current issues in the country, mainly the Bersih 2.0. But I know for sure that I hated the advertisement about it, acted by the three actors - so lame and so obviously on which side. I guess this is not a free country, where people have freedom of speech and freedom of voicing out opinions. The government keep saying that there are many better ways of delivering opinion, such as debating in the parliament, but that is just at the MPs level. What about the rakyat? I thought rakyat didahulukan, pencapaian diutamakan?

I always wonder, why is it they are so chicken to just let the rakyat voice out their opinion at public, such as in a perhimpunan like Bersih? Having joined a demonstration of anti zionism and anti - killing of innocent people in Palestine made me impressed, the Irish government not just allowed the demo to be conducted, but also advised the Gardai to help manage the traffic during demos! We successfully had the demo, delivered the messages to public and disperse in peace. So, what's the problem? I do not think that Malaysian are that stupid or unmannered to do vandalism etc if they are given their rights to gather and demo. See, even the people who called themselves Patriot also chose demonstration as their freedom of speech. The difference is, you know what they want to talk about.

In my humble opinion, I just think that we need a government who is brave enough and purely honest to lead the nation. And please, don't waste anymore rakyat's money on unnecessary luxurious things. A good government fights its rivals sword with sword, not a machine gun with a sword, they let the rivals attack, and they defense and counter attack, not by backstabbing and injuring the rivals before the match even started. Be brave and more honest, sure rakyat will love you.

Now is the dengue season, beware of Aedes!
After I stepped into the ward for my first day, I already went home with febrile condition. Let's just hope that my immune system is strong enough tomorrow.

p/s I wish our prime minister can come and have a look at the ward, so @#$%^&, please give us some budget, so that we can replace the crusty beds, paint the dull walls and hang some air conditioners. Thank you.

Saturday, July 09, 2011

Hanya Insan Biasa


Sepantas kilat ia berlalu. Rasa bagai hanya semalam aku melalui detik-detik perit tagging di jabatan itu. Kini telah pun berada di jabatan berikutnya.Lain mangkuk, lain kuahnya, namun rasa masin itu tetap ada. Kadang-kala ketidakadilan yang berlaku membuatkanku berasa lemah, kadang-kala pula menguatkanku. Inilah peri pentingnya untuk orang yang faham agama berkuasa. Faham agama Islam lebih tepatnya. Hidup tidak semudah yang diangan-angankan. Untuk menjadikan suatu angan-angan sebuah realiti, perlu melalui kepayahan yang berat, membuatkanku terfikir, benarkah ini jalan yang perlu dipilih? Atau ada jalan lain yang lebih berbahagia?

Kesulitan menjaga seorang warga emas adalah suatu cabaran, lebih-lebih lagi jika yang dijaga itu seorang yang keras kepala dan outspoken. Suhu di dalam rumah telah menjadi tinggi. Untuk menyejukkannya kami sengaja melucukan sesuatu perkara yang berlaku itu. Perlu lebih banyak bersabar, seperti mak selalu berkata, masa kita nanti, tak tahu bagaimana keadaannya pula. Bila aku sudah tidak tahan, kebisuan menjadi muka hadapan hidupku. Biar hati sendiri yang sakit, usah menyakiti yang lain.

Kematian bisa menyedarkan insan yang masih hidup. Menginsafkan. Mengingatkan kita bahawa hidup hanya sementara, sama ada kita yang pergi dahulu, atau orang yang disayangi yang pergi dahulu. Pemergian secara mengejut seorang yang diingati akibat ischaemic bowel amat menyedihkan. Tatkala aku ketika itu bertarung dengan oncall yang tiada kesudahan, dia pergi meninggalkan dunia. Sudah sampai ajalnya. Baru sahaja pulang dari berkenduri-kendara di Perak, mengalami cirit-birit satu malam, keesokannya pergi terus setelah pembedahan menunjukkan ususnya sudah menjadi gangrenous. Kepada Allah jua tempat kita kembali.

Perhubungan sesama manusia adalah didasarkan pada redha Allah. Jika bukan redhaNya yang dicari, tidak perlulah berhubungan sekadar suka-suka atau mahu mencuba-cuba. Ikhlas dalam perhubungan amat penting, jujur dan amanah sama pentingnya. Perhubungan tanpa sifat-sifat ini tidak harus diteruskan, khuatir jika murkaNya yang datang. Mungkin pertemuan dan perpisahan itu ada hikmah di sebaliknya. Bagai orang selalu berkata, Allah turunkan hujan di tengah hari untuk memberi pelangi yang lebih indah.

Tanggungjawab seorang anak adalah membahagiakan kedua orang tuanya. Sama ada melalui doa, harta, kasih sayang, masa....asalkan mereka bahagia, pilihlah cara yang mana pun. Amat kecewa dengan sikap segelintir anak-anak, terutamanya yang lelaki, apabila telah berkahwin, seluruh perhatian dan tanggungjawabnya ditumpukan pada keluarga baru yang dibinanya, kononnya dialah ketua keluarga dan harus bertanggungjawab. Tidak sedar bahawa tanggunggjawabnya sebagai anak lelaki kepada ibu bapanya tidak pernah terlucut walaupun dia menjadi suami kepada empat orang isteri sekalipun. Hargailah masa yang ada, sementara orang tua masih hidup, sementara mereka masih boleh melihat untuk menikmati wajah seorang anak yang tersenyum penuh kasih sayang, sementara mereka masih boleh merasai belaian tangan seorang anak, mengusap dan membelai tubuh badan mereka, sementara mereka masih boleh mendengar tutur kata seorang anak yang mengucapkan sayang dan cinta kepada mereka, sementara mereka masih boleh menelan makanan yang dibeli atau dimasak dengan ikhlas oleh anak-anak, sementara mereka masih boleh berjalan ke tempat-tempat indah yang dibawa oleh anak-anak dan sementara mereka masih berakal untuk mendoakan kesejahteraan anak-anak mereka pada setiap hari...

Usahlah menanti sehingga mereka terlalu rabun untuk mengecam wajah anak sendiri, sehingga mereka terlalu lemah untuk merasai belaian tangan anak-anak, sehingga mereka sudah tidak boleh mendengar suara anak sendiri, sehingga mereka tidak mampu lagi mengenal manis dan masamnya makanan, sehingga mereka lumpuh dan hanya terperap di dalam rumah ataupun sehingga mereka nyanyuk dan tidak mampu untuk mendoakan anak-anak...

Aku hanya insan biasa...

Tuesday, June 28, 2011

An Eventful Posting

"Department tu pelik sikit, tapi okaylah..."

That was an honest advice from one of my seniors before I left Surgical to go to my second posting. Indeed, it is really true.

1. Tagging time was tiring. From 7 am to 12 midnight. We even had shifts, 5pm to 10pm and 10pm to 3 am, just because there were too many of us tagging at the same time, and we need to complete 10 deliveries in the tagging period.

2. Passed my off tag assessment on day 14 of tagging, assessed by a senior MO, not by specialist as always.

3. Started to work in first floor, very relaxing and enjoyed the teaching by MO incharge.

4. Next rotation in labour room, fortunately only for two weeks,minus the day I took leave.

5. Proceeded to MH3, had a great time there, nice specialist, the MO incharge was on leave for two weeks, so Dr C took over. The team was super nice, even though the work load was too much, the atmosphere was always ambient. We even had a night out together, the whole team went for dinner at Pan Mutiara, with Dr C ! I suppose Dr C is the nicest MO in the department and we were close as I knew him from Surgical department when he brought his father in law into my ward. We even reported duty on the same day to the department.

6. My last rotation in the ward was like going to the jungle and standing in front of a tigress. The specialist has an interesting personality, something I should study about in the future. She likes to be dominant, she enjoys screaming and scolding and watching all of us getting scared is an entertainment for her. She gets along well with most of the male houseman,and when she dislikes someone, everything about that person is ugly/dirty/wrong! Pity my friend for that.Yesterday I purposely asked my friend to swab places with me, so that I could go clinic and not be in the ward, just because I did want to see her.There is no way she could spoil my second last day in the department. I just wish that one day she will realize that no matter how high her rank is, Allah is the Highest. No matter how perfect she claims she is, Allah is the Most Perfect. Be good to people, insyaAllah people will be good to you too.

7. My second call in labour room was too eventful. That changed everything. My perception on the department became even worse. Everything is houseman's fault. If any problem occurs, someone has to be blamed. Even specialist thinks that way.Someone needs to be the scapegoat, so that the others could sleep soundly at night.A betrayal from an MO is really unacceptable. That's why Tunesh once said," watch your back, people like to backstab each other in the department." The MO nicely created a story to cover herself and the consultant believed her without any investigations made. So the victims are we, the house officers. Early in the morning, we were bombarded by his loud voice, embarrassed us in front of everyone, and when we tried to explained, he cut us off and said that we were trying to give excuses. My entire respect to him flew away and since that day onwards, I feel that in this department, even the consultants are not trustable. Only later he found out that the MO was actually hiding something, but it was too late, rice has become porridge (direct translation , heheh). During the embarrassing moments, I wasn't thinking of anything until a friend whispered to me, " takpa, Allah ada." That time I feel like crying, but I just hold my tears and prayed that Allah made me strong and steadfast.

Dr C was one of my biggest support, I definitely told him everything, including the covering done by the MO. One day when I was writing the report, he came in to the oncall room and asked me," are you okay?". At that second, my heart was really touched, I took a few seconds to calm down and started talking to him.Thanks Dr C, I will remember your kindness forever.

Enough about all the negatives, I can't help it because everything about the past 4 months are negatives. I am sorry, but there is no way I will come back to the department as an MO, not until they change into something more sensible.

To be continued...

Sunday, May 29, 2011

PERFECTIONIST


Selalu bila Dr Azizan buat seminar powernya, mesti pada hari aku oncall. Teringin juga nak mengikutinya, kalau-kalau dapat membantu.

Melayu memang mudah lupa. Apabila sudah berada di atas, segala kekurangan semasa berada di bawah terus dilupakan. Amat kecewa dengan sesetengah Melayu yang agamanya Islam pula tu, berpangkat tinggi tetapi lupa bahawa yang lebih tinggi pastinya Yang Maha Esa. Di hospital ini tidak ramai doktor pakar berbangsa Melayu, maklumlah populasi di sini pun bukannya majoriti Melayu. Malangnya yang berkepakaran tinggi dan diharapkan dapat menaikkan nama Melayu itulah yang sebenarnya menjatuhkannnya. Ada yang anti sungguh dengan dengan house officer, seolah-olah dirinya terus menjadi pakar sebaik sahaja graduate. Pulak tu, anti dengan staff nurse lelaki, padahal isterinya seorang staff nurse juga. Ada pula yang mengakui dirinya perfectionist, tidak sedar dirinya will never be perfect on her own. Kawanku kata, siapa yang menggelar dirinya perfectionist, dia sebenarnya seorang psycho. Teringat masa kecil-kecil dahulu, ada orang pernah berkata, mana ada orang yang perfect, seorang hartawan nak jadi kaya pun bergantung pada pekerja bawahannya untuk buat kerja, dia nak tinggal dalam banglo pun bergantung pada kontraktor untuk membinanya, dia makan hari-hari pun bergantung pada orang ramai yang bekerja memproses bahan-bahan makanan itu, jadi adakah sesiapa yang perfect? Even Rasulullah yang maksum itu pun masih beristighfar lebih seribu kali sehari, mohon keampunan Allah...Sedih dengan sikap pakar-pakar Melayu yang tidak sedar dirinya hanya hamba kerdil, solat yang dibuat lima kali sehari tu apa gunanya? Aku menunggu saja bila tiba harinya di mana mereka menjadi inferior dan aku lebih superior...masa itu mungkin mereka akan sedar langit itu tinggi atau rendah. Biar Allah sahaja menyedarkan mereka.

Moral of the story: Berusahalah mencari pasangan hidup, kerana wanita berkerjaya yang hidup membujang sehingga menjadi andartu hanya akan menyusahkan orang lain kerana fikirkan dirinya dominan dan sentiasa betul serta sempurna.
(pastinya bukan semua begitu...)

Lastly,

jadilah seorang yang pemaaf...


There are 2 things we must REMEMBER.
1. Kebaikan orang kepada kita
2. Kejahatan kita kepada orang
and there are also 2 things we must FORGET.
1. Kebaikan kita kepada orang
2. Kejahatan orang kepada kita
HOW ?
Before sleep  at night , just release all the tension and said inside your heart,
“Aku Maafkan Semuanya”


"Fuhh, susahnya nak maafkan pakar yang satu ini..."

Wednesday, May 25, 2011

Second mission accomplished

Alhamdulillah, I thank Allah for giving me some peaceful of mind and body, at least for the past two weeks.
Alhamdulillah, I managed to complete my second mission, after a successful first mission last August. Perhaps I should seriously plan for my third mission soon.
Alhamdulillah, I was satisfied enough with my obstetric census presentation today. At least the big boss was not around to bombard me with tricky questions. I feel worth it for coming back to the hospital on my leave day just to finish the census.

However, I am a little worried with my level of motivation to occupy myself with the knowledge I should have for my end of posting assessment. Really need a booster.

Yesterday we went to visit Pakcik Leman at C9. Met my fellow good staff nurses who still recognized me very well. Pakcik had MVA just before he turned into his own house compound. Had fractured right arm and some ribs fracture with cerebral concussion and retrograde amnesia. He was then transferred to a private hospital, requested by his company. Since I was a kid, I've always like him very much as in having a crush on him. Till now, he is still my favourite uncle among all his other siblings; pak teh, and pak lang. He was the one who greeted us with a smile on his father's funeral day, led the jenazah prayer, and later cried bitterly but quietly in front of his father's body. May Allah cure him, shower him with His love and make him and his family strong.

With my acute earache, tomorrow I'm going into OT again. Should  I go to bed, or should I continue study?

________________________________________________________________________________
Terkesan dengan ceramah berkenaan runtuhnya institusi kekeluargaan jika dipimpin oleh ketua keluarga yang tidak solat. Maka amat penting bagi seorang suami sebagai ketua keluarga untuk menjaga solatnya, kerana itu, berkahwinlah kerana Allah, pasti yang lain akan menyusul jua.INSYAALLAH!

Tuesday, April 26, 2011

Esok kerja balikkk

Gelisah,
esok perlu bekerja semula selepas dua hari bercuti
cuti pertama dalam jabatan ini
bulan lepas tak bercuti langsung

Gembira,
weekend call baru-baru ini sangat baik
walaupun paginya berseorangan bersama new taggers
malamnya tiada admission langsung
lena dibuai mimpi ditemani gigitan nyamuk

Muram,
esok oncall, kemudian EOD call
siapalah yang bijak menyusun jadual begini
mujurlah bukan call yang menyulitkan
rakan call pun yang best
semoga Allah permudahkan...

Syukur,
Misi kedua sudah memulakan langkahan yang pertama
Bakal disempurnakan hujung minggu ini
Dengan izin Allah ia bakal sempurna
Semuanya demi kedua orang tua
Bolehlah mula melakar misi ketiga pula

Entah,
tidak pasti apa perasaan, apa yang dirasa
kadang tenang kadang resah
adakah itu yang terbaik atau sekadar menguji
sudah tiba masanya namun tiada kepastian
tidak teruja tidak pula menolak
cuma menanti petunjukNya

Friday, April 22, 2011

Need a mental check up :)

Escaped an hour per patient rounds today, hiding behind the curtain and slipped through the ward.
Tomorrow will be oncall in that ward with the hormonal MO…cant do anything other than accept it!
Disliking this department more and more, especially the unit that I am working now.
EOD calls start next week, fortunately there will be leave day somewhere in the middle.
He hasn’t come home for months…leaving the responsibility to me and me alone.
Been advised to go for a check up, mentally,hee..
Frustrated and frustrated…my God…heart sink and sink, not sing
Giving up on the thing, let it be just as it is, if you are not interested, I am okay with it, but don’t bother me when I am already planning for others…
If you want to know a person, see when he/she is angry or panicking, that is the real colour
However, babies are cute!
Tomorrow comes another day…

Friday, March 25, 2011

Misteri Nusantara

Ketika itu sudah hampir Maghrib. Aku dipanggil ke triage untuk clerk new patient. Sahabatku juga pergi bersama, kebetulan memang ada dua pesakit sedang menunggu. Menarik, pesakitku seorang jurulatih scuba diving di Pulau Redang, datang ke hospital kerana reduced fetal movement. Semuanya seperti biasa hinggalah aku berduaan dengan pesakit itu. Sahabatku sudah menyelesaikan bahagiannya, malah menolongku untuk mengambil darah pesakitku itu.Tiba-tiba pesakit itu berkata bahawa dia tidak boleh tinggal di ward, kerana baru sahaja mengalami gangguan halus. Aku cuba menerangkan kepadanya bahawa kes sepertinya memerlukan admission selama 24 jam untuk pemerhatian. Dia keluar memanggil ibunya.

Ketika aku baru mula memberi penjelasan kepada ibunya, satu persatu wajah menjenguk ke bilik triage yang sempit itu.Tak mahu ramai-ramai, tunggu kat luar, okay. Kataku kepada kaum keluarga yang menjenguk-jenguk tadi. Ibunya memahami penjesalanku dan cuba memujuk anaknya.Tanpa diduga, suara pesakit itu berubah secara tiba-tiba, menjadi serak dan seakan-akan suara seorang lelaki. Allahuakbar!

Meremang bulu romaku."Nak balik malam ni juga, kena balik malam ni juga". Berulang-ulang kali pesakit itu berkata dengan suara sedemikian. Aku dan nurse saling berpandangan."Dia mula ganggu dah.." Kedengaran si ibu berkata.

" Doktor, baik inform MO yang dia tak mau admit."Nurse menggesa. Aku segera bangun dan keluar dari triage, dengan hati yang berdebar-debar. Allahuakbar, apa yang kulihat dalam drama berlaku depan mataku! Kutemui MO di tingkat atas, dia agak kurang percaya tetapi memberi penyelesaian yang baik. Tak payah admit, buat scan dan CTG cukup, lepas tu AOR discharge.

Ketika MO turun ke triage, pesakit itu masih seperti tadi, wajahnya expressionless, kepala kaku. Tiba-tiba dia gelak mengekek.Pelik benar bunyinya. Aku tahu pasal maternal blues dan postpartum depression, tapi antenatal ???.Lepas scan, aku hantar patient ke ward untuk buat CTG, sebelum tu dia berulang kali kata pada ibunya supaya balik sebelum Isyak. Aku tinggalkan dia dan berlalu ke surau untuk solat Maghrib bersama sahabatku.

Dua malam berikutnya ketika mahu pulang dari tagging dalam pukul 12 tengah malam, aku nampak seorang pesakit yang baru sampai dengan keluarganya, siap bawa beg pakaian, wajahnya seiras dengan pesakit itu. Dia tidak senyum padaku, mungkin kurang mengenaliku kerana aku sudahpun menanggalkan white coat dan name tag. Tapi aku pelik,hari tu tak mahu admission, takkan kali ni mahu pula. Sudah sembuhkah daripada gangguan itu, atau itu orang lain sebenarnya?

Beberapa hari kemudian, rakan sekerjaku bercerita mengenai pengalamannya berdepan pesakit yang hampir serupa keadaannya. Mungkinkah itu pesakit yang sama? Hmmm.

Dan esok adalah oncall pertamaku di jabatan ini, di bilik triage yang bersejarah itu. Juga bakal menjadi kamar malamku nanti. Semoga Allah permudahkan segalanya. Amin.

Tuesday, March 22, 2011

Hairan

Jika boleh bercakap, mengapa harus menengking? Suasana yang tidak kondusif untuk membina minda yang progresif. Setiap hari risaukan permulaan yang hitam dan perit. Hairan bagaimana manusia seperti mereka mampu hidup di bawah bumbung hitam yang pekat legam. Tidak bisakah berbicara bagai manusia yang punya hati dan perasaan? Seakan-akan mereka dahulunya begitu sempurna, tiada cacat cela. Manusia mudah lupa, sudah dapat menggapai langit, lupa pada daratan yang dahulunya tempat berpijak. Semoga aku tidak akan sekali-kali tergolong dalam kelompok itu.

Jika di Ireland dahulu, berdasarkan pengalaman yang serba singkat itu, aku dapati jabatan ini lebih bahagia. Daripada intern sampailah kepada consultant, semuanya baik belaka. Setiap hari menguntum senyuman manis, mendamaikan jiwa. Jururawat juga kebanyakannya baik dan sangat merendah diri, walau pengalaman bertahun-tahun di situ. Tidak seperti di sini, specialist bukan main lagi garang, bagai singa yang menunggu untuk membaham mangsanya. Baru sahaja membuka kad pesakit sudah dikatakan mengambil masa lama. Apakah yang mereka harapkan daripada kami yang baru hari pertama atau kedua bekerja di klinik itu? Jadi superman yang superfast kah?

Mereka yang diharapkan dapat membimbing kami pula dikhuatiri menghidap PMS selalu. Tidak semena-mena terdengar pekikan mereka menghiasi wad yang gloomy itu. Tahulah mereka stress, tapi perlulah pandai menguruskannya, bukannya dilempiaskan pada kami yang setahun jagung ini. Lagi sekali, seakan-akan mereka begitu sempurna semasa mereka menjadi kami. Manusia yang berulang-kali mengatakan bahawa dia tidak pernah mengadu domba rupa-rupanya lebih daripada itu. Terbongkar wajah sebenarnya saat kami meluangkan masa bersama kakak kerani yang serba tahu itu.

Mengapakah mereka memilih untuk hidup dalam suasana begini, sedangkan mereka ada pilihan untuk hidup dengan lebih tenang, tidak menyakiti dan tidak disakiti? Aku sangat tidak faham.

Dalam keadaan yang masih tidak difahami ini, masih ada manusia yang berhati mulia. Kebanyakannya yang berstatus junior. Posting pertama dan kedua. Kami menjadi gang, yang memahami antara satu sama lain, yang sama-sama pernah ditengking dan dipergunakan sehabisnya. Yang menjadi mangsa insan-insan yang sering menyakiti itu. Ternyata kami amat memerlukan antara satu sama lain. Tak sabar menanti rakan-rakan dari jabatan sebelum ini yang bakal mengisi jabatan baru ini.

Alhamdulillah berjaya off tag Jumaat lepas. Jawab viva macam apa saja, tapi jauh di sudut hati aku yakin bahawa aku layak untuk lulus, melainkan kalau examiner mahukan perfection. Sabtunya kami tiga beranak ke kenduri kesyukuran ibu saudaraku. Hmm…tidak tahu apa yang patut kurasa. Hairan bagaimana mereka semua boleh tahu pasal perkara itu. Berduyun-duyun pula mereka menasihatiku itu dan ini. Hakikatnya none of them are or were doctors. So do they really know how I live and how I suffer?

Pertemuan itu memang sudah ditentukan Allah, cuma destinasi seterusnya yang belum nampak. Sudah tentu mengharapkan sesuatu, tetapi bilakah masa yang sesuai untuk mengenalpastinya? Ya Allah, tunjukkanlah daku jalan yang benar, aku memerlukan sesuatu daripadanya, namun aku khuatir bahawa bukan itu yang terbaik buatku…

Tuesday, March 01, 2011

ANDAI



Aku sering bertanya pada diri sendiri, sejauh mana kehidupanku kini membawaku dekat pada Penciptaku? Sedalam mana pekerjaanku ini menambahkan kefahamanku pada agamaku? Setinggi mana kemuliaan yang ada pada profesionku yang dapat memuliakanku sebagai seorang insan?


Hidup tidak bererti jika hanya menjadi hamba duniawi. Jauh daripada jalan-jalan syurga.


Rindu pada waktu-waktu sibuk yang digunakan untuk berjuang. Perjuangan yang kecil namun amat bermakna. 


Andai dapat diputar waktu itu.
Andai hadir insan yang kembali membukakan jalan itu.
Andai pulang semangat itu.
Andai wujud suasana itu.


Andaian yang perlu ditukarkan menjadi kejadian.


Aku masih setia di sini, sendirian.Langkah pertama bermula semula.
Syukur pada Allah yang mengatur segalanya.

Saturday, January 01, 2011

Perpisahan Yang Mempertemukan

Pada hari pertama aku bertugas di wad c11 yang hectic itu, aku menerima panggilan daripada mak, mak dan ayah sedang bersiap-siap untuk ke A&E. Pak caq sakit tenat, transferred from Hospital Balik Pulau ke sini. Aku terkejut, tapi dalam masa yang sama masih kelam-kabut menyudahkan kerja-kerja di wad. Tambahan pula, aku tiba di Pulau Pinang pukul 2 pagi semalam selepas menghantar patient ke JB  dengan menaiki ambulans. Accident pula tu.Pukul 6 dah kena masuk kerja balik.

Aku tinggalkan saja wad itu tepat pukul lima petang lalu bergegas ke bahagian kecemasan. Kelihatan mak dan ayah berdiri di koridor, mak caq terduduk di lantai di samping kak ida dan ayu.Aku menyalami semuanya dan terus masuk ke red zone. Melihatkan keadaan pak caq begitu, hatiku tersentuh, terdiam seketika sebelum membuka mulut bertanyakan keadaannya kepada staff di situ. Pak caq kena jangkitan meningoencephalitis, ct brain showed no evidence of intracranial bleed. Pada mulanya mak katakan pak caq kena stroke.But it wasnt a stroke. He was intubated and unconscious.Later he was sent to c6, neurology ward. After 2 days intubated, pak caq was extubated and put on face mask oxygen. He was still drowsy, and whenever he was well, he could communicate and recall events, but at certain times, he just shut his eyes.

Mak and ayah went to visit him almost everyday. Aku pun begitu jua, lepas habis kerja terus visit dulu baru pulang ke rumah.His condition improved, soon after that he was able to take orally. But due to his poor ability to swallow, ryles tube was reinserted and iv drips was recommenced as he was dehydrated. His condition fluctuated. It was hard to say whether he would improve or not. I kept on praying, although I knew that something is coming.

After 21 days, he was discharged home. I wonder if he was really well to go home. At home, he wasn't able to walk, but could used his hand to help him move. I really prayed that he would get well and get back on his feet.We didnt visit him for nearly a week, but mak made some phone calls to acquire about his condition.

Last Tuesday, my phone rang at 5.13 am. I was surprised + blurr as my alarm was supposed to be ringing at 5.25 am. I did not dare to asnwer the call as I knew something bad is happening. Then, our home phone rang and ayah answered it. I knew it. Pak caq passed away in his sleep. My only immediate uncle. Mak's elder brother.

I called many people trying to get a replacement as I was supposed to be oncall that day. Thank God, found one.We all headed to kampung in abang's car. YB also made a quick journey home from Subang Jaya. God knows how depressed I was, my mood was super low and I was still in shock of what had happened. What a big loss. I stayed with mak most of the time, to give her support.

Kematian ini memisahkan aku dengan insan yang aku kasihi, seorang bapa saudara yang baik. Namun kematian ini juga mempertemukan aku, mak dan ayah dengan YB yang kami rindui. Ayah sampai demam sebab rindukan YB. YB patutnya balik masa krismas tapi tak jadi sebab kerja banyak. Tak berpeluang jumpa pak caq masa hayatnya. Aku nampak kesedihan dan kekesalan pada wajah YB dan isterinya. Syukur kerana dapat berjumpa buat beberapa jam, seorang abang yang sentiasa memberiku semangat tatkala aku dirundung malang menjadi house officer di sini.

Hingga saat ini aku masih merasai pemergian pak caq. Aku juga belum puas untuk bersama-sama YB dan isteri. Mujurlah hari tu kehadiran Aliff menceriakan suasana. Malah mak juga sempat ketawa melihat telatahnya walaupun berada dalam kesedihan.

Minggu lepas aku dan Goon berbicara tentang seeing a psychiatrist to treat our depression. Kebetulan ada seorang psychiatrist from GMC admitted to our ward, tak pasal-pasal aku jadi chaperone. Depressed kah kami? At least Goon ada pasangan hidupnya dan aku pula ada ermmm mak dan ayah pengubat luka.

Semalam aku on call active male ward, alhamdulillah, dapat MO yang super best, despite people were saying about Mr.L's attitude, he was nice enough last night, that I was calm and relax all the time. No palpitations. Patutnya boleh tidur from 12 to 6, tapi ada call from casualty pula, semata-mata nak tanya phone number my MO. Lepas tu dah tak boleh lelap dah. Esok on call lagi. And starting in a new ward. Bila nak start sesuatu yang baru, mesti ada a weird feeling.

My aim for this month : Zero mistakes, please. InsyaAllah.